-->
MEDIA ANDA

Media Informasi Anda

SELAMAT DATANG DI BLOG MEDIA ANDA "TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA"

Jangan Berhenti Peduli Terhadap HIV - AIDS, Oleh : Ir. H. Muh. Thorig Husler

Jangan Berhenti Peduli Terhadap HIV - AIDS

Oleh : Ir. H. Muh. Thorig Husler

“Epidemi HIV-AIDS berkembang begitu pesat dan sudah menjadi masalah global
termasuk di Indonesia dan Kabupaten Luwu Timur pada khususnya,
maka perlu pencegahan dan penanggulangan secara holistic serta
masalah ini menjadi tanggung jawab kita semua.
Jangan Berhenti Peduli Terhadap HIV-AIDS“.

Jangan berhenti peduli terhadap HIV-AIDS adalah kalimat yang tepat untuk kondisi sekarang. Ini disebabkan karena masalah HIV-AIDS sudah menjadi permasalahan global atau mendunia  dan dapat terjadi di semua kalangan baik laki-laki yang mobilitas tinggi maupun pada ibu-ibu rumah tangga yang notabenenya hanya tinggal di rumah bahkan pada bayi yang tidak berdosa tidak dapat terhindar dari masalah tersebut.  

HIV atau singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi ini mengakibatkan terjadinya penurunan system kekebalan yang terus menerus, yang akan mengakibatkan penurunan (defisien) system kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan dianggap defisien ketika system tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (immunodefisien) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami difisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai infeksi oportunistik karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan tubuh yang melemah.

AIDS atau disingkat dengan Acquired Immunodeficiency Syndrom dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya system kekebalan tubuh. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan sub populasi tertentu di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka estimasi Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%.

Berdasarkan data dari kementerian kesehatan, sejak pertama kali kasus HIV ditemukan pada tahun 1987 sampai dengan maret 2012, terdapat 30.430 kasus AIDS dan 82.870 terinfeksi HIV di 33 provinsi di Indonesia. Jumlah kasus HIV tertinggi adalah di DKI Jakarta sebanyak 20.126 kasus. Prosentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (46,0%,). Rasio kasus AIDS antara laki-laki dengan perempuan adalah 2 : 1 (laki-laki : 71% dan perempuan 28%). Selama periode pelaporan bulan Januari hingga Maret 2012, prosentase kasus tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (77%), penggunaan jarum suntik steril pada penasun (8,5%), dari ibu (positif HIV) ke anak (5,1%) dan LSL (Lelaki Seks lelaki) 2,7 %. Jumlah kasus HIV pada usia dibawah 4 tahun tercatat 547 kasus, sedangkan usia 5 – 14 tahun berjumlah 242 kasus.

Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, data resmi dari laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bahwa jumlah pengidap HIV-AIDS secara kumulatif sampai pada bulan Desember 2010 menunjukkan angka yang cukup mencengangkan yaitu 3.899 orang yang dilaporkan dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Jumlah kasus terbanyak dilaporkan di Kota Makassar yaitu sebesar 3.233 kasus. Dengan menggunakan analisis restrospektif pada kasus per Desember 2009 menunjukkan angka 3.105 orang, maka sesungguhnya rata-rata pertambahan kasus baru HIV sebanyak 72 kasus tiap bulannya atau lebih 2 orang setiap hari.

Kabupaten Luwu Timur, data dari KPA Kabupaten Luwu Timur dari Dinas Kesehatan dan RS. INCO PT. Vale Indonesia Tbk tercatat 57 kasus HIV/AIDS di Luwu Timur per September 2012. Angka ini belum menggambarkan kasus  yang sebenarnya terjadi dimasyarakat mengingat epidemi HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es yang oleh WHO memberikan standarisasi kasus yang ditemukan dengan kasus sebenarnya dengan perbandingan 1:100,.

Dari gambaran kasus yang ada diatas, mulai dari pusat sampai pada kabupaten tentunya semakin diharapkan komitment pada semua pihak untuk berpartisipasi dalam penanggulangan masalah tersebut. Penandatanganan Deklarasi Komitmen UNGASS tentang HIV dan AIDS pada tahun 2001 menunjukkan salah satu keseriusan pemerintah dalam menanggulangi AIDS. Di tingkat nasional Pemerintah Indonesia mengeluarkan banyak kebijakan pencegahan dan penanggulangan epidemi, misalnya Peraturan Presiden Nomor 75 tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengurangan Dampak Buruk di Kalangan Penasun, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan AIDS di Daerah, Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 09 tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS yang Responsif Gender, dan berbagai kebijakan operasional lainnya seperti Perencanaan Stategik dan Rencana Aksi Nasional tahun 2010-2014.

Di Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai komitmen pemerintah daerah terhadap penanggulangan HIV-AIDS telah ada perda yang mangatur tentang hal tersebut yakni Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS. Bahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terdapat Biro Bina Nafza dan HIV – AIDS yang khusus menangani masalah tersebut. Hal ini mungkin satu-satunya yang ada di Indonesia. Selain itu, juga terdapat Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lembaga pemerintah non struktural.

Khusus di Kabupaten Luwu Timur, komitmen pemerintah daerah tidak dipertanyakan lagi. Hal ini bisa dilihat dengan adanya perda yakni Peraturan Daerah No. 07 Tahun 2009 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS. Selain didukung oleh perda, juga telah terbentuk Komisi Penanggulangan AIDS di Kabupaten Luwu Timur yang dalam penilaian dari KPA Provinsi Sulawesi Selatan, KPA Kabupaten Luwu Timur termasuk KPA Mandiri di kabupaten. KPA Mandiri ini dilihat dari adanya anggaran yang mendukung pelaksanaan program, adanya sekretariat tetap, adanya pengurus KPA, dan adanya program kegiatan yang dilakukan dan data-data tentang odha.

Sebagai gambaran program kerja Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Luwu Timur dapat diklasifikasi dalam tiga kategori, yakni Program Pencegahan dengan focus utama adalah peningkatan dan perluasan upaya pencegahan melalui program pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi melalui sarana media dan sosialisasi serta kampanye pencegahan HIV-AIDS, Program Perawatan dan Pengobatan dengan focus utama  adalah peningkatan kualitas hidup dan kesehatan orang terinfeksi HIV (ODHA) dan untuk pengendalian perkembangan virus HIV serta menahan perkembangan infeksi menjadi AIDS melalui sistem pelayanan kesehatan, dan Program Penguatan Kelembagaan  dengan focus utama adalah meningkatkan kualitas SDM dalam pelaksanaan program yang didukung oleh sarana dan prasarana kerja KPA.

Paparan program kerja diatas, menunjukkan wujud kepedulian kita dalam menanggulngi masalah HIV-AIDS di Kabupaten Luwu Timur dan diharapkan kepada semua pihak untuk tetap solid membantu dalam penanggulangan masalah tersebut. Dan sangat tepat memang bahwa  Tidak ada kata berhenti untuk peduli terhadap penanggulangan HIV-AIDS. Makanya kalimat Jangan Pernah Berhenti Peduli Terhadap HIV-AIDS masih perlu untuk kondisi sekarang.              

Penulis : Wakil Bupati Luwu Timur Selaku Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Lutim



Baca Juga : 
PENDIDIKAN DI lUWU tIMUR

Luwu Timur Masuk Tiga Terbaik se Sulsel 

Luwu Timur Nominator Program Indonesia Hijau Tahun 2014  

MGMP Wadah Komunikasi Untuk Guru  

Bupati Lepas Kontingen Porda Luwu Timur  

Peran Keluarga Penting Bagi Kesehatan Mental Remaja  

Hatta Buka UDG (Dharma Gita) ke-5 Tingkat Kabupaten Luwu Timur