-->
MEDIA ANDA

Media Informasi Anda

SELAMAT DATANG DI BLOG MEDIA ANDA "TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA"

DEBAT CAWAPRES 29 JUNI: Pendukung Makin Tidak Teratur

Ilustrasi/Antara 
Ratusan pendukung kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden semakin tidak teratur dan tidak terkendali saat berada di dalam ruang pelaksanaan debat ke empat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu malam.

Detik-detik menjelang debat, yang disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi swasta, para simpatisan dan pendukung masing-masing pasangan calon terus meneriakkan yel-yel.
Bahkan perang dukungan berlangsung masih berlangsung hingga Ketua KPU Husni Kamil Manik selesai memberikan sambutan.
Moderator debat Dwikorita Karnawati sempat terganggu di awal acara karena teriakan-teriakan pendukung kedua pasangan calon sangat riuh dan mengganggu.
KPI memundurkan waktu pelaksanaan debat calon wakil presiden, Minggu (29/6), yang biasanya pukul 20.00 menjadi pukul 20.30 WIB, setelah ibadah Shalat Tarawih, kata Komisioner Sigit Pamungkas.
"Kalau kami menggunakan jadwal debat seperti biasanya, pasti akan banyak masyarakat yang tidak bisa mengikuti sehingga tujuan digelarnya debat jadi tidak tercapai. Maka KPU menggeser jadwal pelaksanaannya menjadi pukul 20.30 WIB," kata Sigit, di Jakarta.
Perubahan, jadwal debat cawapres tersebut telah mendapatkan persetujuan dari masing-masing perwakilan tim kampanye nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Debat antar-cawapres merupakan pelaksanaan debat ke empat dari rangkaian tahapan debat sebagai bagian dari kampanye Pilpres. 
Debat cawapres pada 29 Juni menghadirkan calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 1 Hatta Rajasa dan cawapres nomor urut 2 M. Jusuf Kalla (JK).
JK mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misi. Ketika menyampaikan pandangannya, terlihat JK lebih banyak mengandalkan kemampuan pengetahuan dan pengalamannya tanpa banyak melihat catatan yang dia bawa. Namun, JK kerap terlalu cepat berbicara sehinggga apa yang disampaikan kurang jelas.
Hatta yang mendapatkan kesempatan kedua mirip dengan JK. Dia berbicara tanpa melihat teks. Hatta terlihat lebih tertata dibandingkan dengan JK dalam menyampaikan visi dan misinya.
Kedua cawapres tersebut menyampaikan sesuatu yang hampir sama secara normatif tentang tema debat kali ini yakni Pembangunan Sumber Daya Manusia serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ketika memberikan pengantar, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik, setidaknya dua kali hampir salah sebut nama cawapres. Ketika menyebut cawapres nomor urut 1, Husni hampir saja menyebut dengan nama Muhammad Jusuf yang akhirnya dia ralat dengan menyebutkan nama Muhammad Hatta Rajasa.
Kejadian serupa juga hampir terjadi ketika Husni harus menyebut nama Muhammad Hatta Rajasa, nama lengkap cawapres nomor urut satu yang memiliki nama sama dengan Muhammad Jusuf Kalla.
KPU menunjuk Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Kerja Sama dan Alumni, Profesor Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD, sebagai moderator debat calon wakil presiden.
Dwikorita adalah Guru Besar di Fakultas Teknik UGM. Dia menjadi wanita pertama yang memandu debat capres-cawapres. Debat diikuti Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla. Tema dalam debat itu adalah Pembangunan Sumber Daya Manusia serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Debat cawapres tersebut bakal digelar di Hotel Bidakara, Kuningan, Jakarta Selatan. Acara debat akan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi RCTIMNC TV, dan Global TV pada pukul 20.30 WIB.
Informasi yang dilansir geologi.ugm.ac.id, Dwikorita mulai menjabat Wakil Rektor UGM sejak tahun 2012 hingga 2016. Sehari-hari, dia adalah staf pengajar dan mantan Ketua Jurusan Teknik Geologi UGM.
Dwikorita Karnawati meraih gelar S1 dari UGM, S2 dan S3 dari Leeds University,  Inggris. Dia memperoleh beberapa penghargaan seperti The Young Academic Award, World Bank (1997), Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies (2002).
Di UGM sosok dosen perempuan ini sudah tidak asing lagi. Selama ini ia banyak dikenal sebagai pakar sekaligus pengamat masalah kerentanan tanah akibat bahaya gempa bumi. Dwikorita  membuat semacam zona atau peta daerah Bantul yang rawan terhadap gempa bumi dan tingkat intensitas kerentanannya pasca- gempa 27 Mei 2006. Wakil Rektor UGM kelahiran 6 Juni 1964 ini bersuamikan Profesor Ir Sigit Priyanto MSc PhD. 
Dwikorita Karnawati meraih gelar S1 dari UGM, S2 dan S3 dari Leeds University, United of Kingdom. Ia sebelumnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan seperti The Young Academic Award, World Bank (1997) serta Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies, University of Bris (2002). Selain Dwikorita, dalam ajang Seleksi Nasional Akademisi Berprestasi tahun 2010 UGM juga meraih Pustawakawan Berprestasi II dan Laboran Berprestasi 1